"LEGENDA CANDI PRAMBANAN"
Prolog oleh narrator
(diawali suara angin)
Sebuah cerita cinta yang bertepuk sebelah tangan, antara seorng
lelaki yang begitu sakti dengan seorang wanita nan cantik jelita. Sebuah kisah
yang terjadi di tatar Jawa yang melegenda. Inilah kisah tentang terjadinya
CANDI PRAMBANAN, yang dipersembahkan oleh teater “Insyaf” MTs Negeri 1 Cilacap.
Selamat menyaksikan.
(Lanjutkan suara gending jawa, untuk mengiringi masuknya para
tokoh, tokoh masuk gending berhenti, dilanjutkan suara hutan, air/burung)
ADEGAN 1
"Pertemuan antara Roro Jonggrang dengan Bandung Bondowoso"
Bandung : Wahai gadis cantik nan
jelita, siapakah namamu? (dengan rasa ingin tahu)
Roro Jonggrang :
Namaku Roro Jonggrang, siapakah nama kangmas?(sambil tersenyum)
Bandung : Nama saya Bandung
Bondowoso, Nyimas. Dari mana asalmu?
Roro Jonggrang : Saya tinggal di kerajaan pengging.
Bandung : Kamu begitu cantik, Nyimas. Aku pasti akan melamarmu, tapi maaf sekarang aku pergi.
(Sambil memacu kudanya, diiringi suara kuda dan jejak kaki)
Roro Jonggrang :
Dayang, Bandung akan melamarku, bagaimana ini, Dayang?
Dayang : Bukankah dia pemuda
yang sangat sakti, apa yang Gusti risaukan?
Roro Jonggrang :
Aku tidak suka dengan lelaki sombong itu, Dayang.
Dayang : Tapi, bagaimana
menolaknya. Ia sangat sakti, Gusti. Seluruh tanah jawa takluk padanya. Tapi dia
juga kejam.
Roro Jonggrang :
Terus aku harus bagaimana, Dayang. Kamu punya ide?
Dayang : Begini saja Gusti,
engkau minta mahar sebagai syarat untuk melamarmu, yaitu dengan membuat seribu
candi dalam waktu 1 malam. Pasti dia akan gagal.
Roro Jonggrang :
Wah bagus juga idemu. Ayo kita persiapkan.
(mereka berdua meninggalkan panggung dengan diiringi suara music gamelan)
Dilanjutkan tarian-tarian kisah roro jonggrang
ADEGAN 2 “Bandung Melamar Jonggrang”
Pada saat tarian berjalan Bandung masuk
dengan sediki ikut menari, lalu dia berteriak, tarian dan musik berhenti.
Bandung : Kurang ajar! Dimana kau
Jonggrang, beraninya mempermainkanku. Kenapa kamu tidak ada di sini. (diiikuti
suara gamelan, Jonggrang dan Dayang masuk, musik berhenti)
Roro Jonggrang :
Dayang, Bandung sepertinya marah?
Dayang : Iya gusti.
Roro Jonggrang :
Ayo kita ke sana.
Bandung : Jonggrang! Kau ingin
pergi. Hahaha… bagiamana Jonggrang, apakah kau bersedia menikah denganku?
Roro Jonggrang :
Lihat dirimu Bandung! Kamu tak pantas menikah denganku.
Bandung : Kau menolakku
Jonggrang. Bukankah seluruh tanah Jawa takluk padaku. Baik kerjaan manusia dan
kerajaan jin. Aku bisa meruntuhkan langit untuk mengubur kesombonganmu,
Jonggrang!
Roro Jonggrang :
Bandung. Aku hanya suka dengan lelaki yang perkasa. Buktikan keperkasaanmu.
Bandung : Katakanlah syarat yang kau inginkan, Jonggrang.
Roro Jonggrang :
Buatkan aku seribu candi dalam waktu semalam. Apakah kau sanggup Bandung?
Bandung : Itu urusan mudah bagiku
Jonggrang. Aku menerimanya.
Roro Jonggrang :
Besok pagi tepat matahari terbit. Di sini akan ada seribu candi buatanmu
Bandung. Jika kau gagal, jangan pernah bermimpi untuk memilikiku, Bandung (Jonggrang pergi mengajak Dayang)
Bandung : Hahahahha… Besok pagi
kau akan melihat seribu candi ciptaanku Jonggrang. Dan saat itu kau akan duduk di samping singgahsanaku. Hahahahahahahahhaaa.....
(Bandung duduk bersila sambil merapat mantera dengan kepulan asap
yang makin menebal, diiringi suara gendingan dan tarian, tarian berhenti,
bandung bersuara)
Bandung : Hai para dedemit, para
jin, panglima jin, datanglah. Aku butuh bantuan kalian.(diiringi suara angina dan
gemuruh, sedangkan asap di panggung masih tebal)
JIN 1 : Ada apa engkau memanggilku, gusti?
Bandung : Hai, panglima. Aku butuh
bantuan kalian untuk mengumpulkan bala tentara jin untuk membangun seribu candi
di sini.
JIN 1 : Baik gusti, titah baginda akan saya
laksanakan.
JIN 2 : Kapan pelksanaannya Gusti,
Bandung : Mala mini, panglima.
JIN 1- 2 : Baik Gusti, saya akan kerjakan.
(Bandung meninggalkan tempat sambil
tertawa, diiringi suara gamelan)
ADEGAN 3
“Ketakutan Jonggrang”
(Suara gamelan berhenti Jonggrang dan dayang masuk)
Roro Jonggrang :
Dayang, apakah Bandung mampu memenuhi syaratku
Dayang : Dia punya tentara
manusia dan jin, pasti ia mampu, gusti.
Roro Jonggrang :
Aku tidak mau menikah dengan lelaki kejam itu, Dayang?
Dayang : Tapi, kita sudah punya
kesepakatan dengan syarat seribu candi
Roro Jonggrang :
Dayang, aku takut sekali (sambil menangis tersedu-sedu)
Dayang : Mudah-mudahan Bandung
Bondowoso tidak mampu, karena waktunya hanya satu malam.
Roro Jonggrang :
Kita berharap saja, Dayang.
(Jonggrang dan dayang pergi diiringi suara gamelan)
ADEGAN 4
“Candi Buatan Bandung”
Gending berhenti dilanjutkan suara angina dan narator
Pada tengah malam sepi, seakan rembulan sedang berduka dan
bersembunyi, taka da tarian bintang menghiasi, di sebuah hutan nan lebat di
daerah prambanan, seorang lelaki perkasa berjalan menuju sebuah tempat, Dia
adalah Bandung Bondowoso. (dilanjutkan suara gendingan, Bandung masuk panggung,
setelah sampai suara gendingan berubah menjadi angina kencang)
Bandung : Hahahahha… Besok pagi
kau akam melihat seribu candi ciptaanku Jonggrang.
(Lalu.. dia duduk bersilah sambil mulutnya komat kamit, sedang
suara angi makin kencang)
Bandung : Hai para dedemit, para
jin, panglima jin, datanglah. Mala mini kita akan tunjukkan kepada Jonggrang,
bahwa aku mampu memnuhi syarat untuk melamarnya. Denga seribu candi ciptaanku. Datanglah…datanglah..
para penguasa kegelapan….
JIN 1 : Gusti, kami siap bekerja…..(Masuk ke panggung
sambil membawa stupa dari kardus)
Bandung : Bagus panglima, kau
atur bala tentaramu.
(tarian oleh sang penari, dan suara gamelan terus berbunyi…
sementara jin terus bekerja membuat candi dari jin 1 dan jin 2, kemudian
Jonggrang masuk ke panggung, para penari keluar)
Roro Jonggrang :
LIhat Dayang, Bandung hampir menyelesaikan pekerjaannya. Ini tidak bisa
dibiarkan.
Dayang : Gusti aku akan
mengambil lesung dan menabuhnya, agar ayam berkokok
Roro Jonggrang :
Cepat dayang, kau bawa teman-temanmu
(Dayang keluar paggung, kemudian kembali membawa lesung dengan
para penari tadi, menabuh lesung sambil menari secara kompak. Tak berapa lama
terdengar suara ayam berkokok)
JIN 1 - 2 : Suara
apa itu, sepertinya matahari akan muncul di ufuk timur, kita harus pergi
Bandung : Hai panglimaku,
selesaikan tugasmu
JIN 1 : Ayo kita pergi
Bandung : Kurang ajar. Dasar
licik kau Jonggarang (sambil menendang candi dari kardus)
Roro Jonggrang :
Kau telah gagal, Bandung Bondowoso. AKu tak mau menikah dengan lelaki
pecundang.
Bandung : Lihat Jonggrang aku
telah menyelesaikan 999 candi, untuk menggenapi candi yang kes seribu adlah
dirimu.
Roro Jonggrang :
Apa maksudmu bandung(jonggrang sudah memegang serbuk hitam yang ada disakunya)
Bandung : Hai penguasa kegelapan,
jadikan wanita licik ini sebagai candi keseribu. (Suara angina dan petir,
sedang panggung penuh dengan asap dan lampu warna-warni yang dimainkan)
Roro Jonggrang :
Akhhhh……(jonggrang memegang mukanya denga berputar-putar sambil mengoleskan
serbuk hitam di wajahnya, kemudian dia membalik dan mematung dengan wajah yang
berwarna hitam)
Bandung : Ini adalah balasan yang
paling pantas untuk wanita licik sepertimu. HAHAHAHAHA….. (Bandung keluar
panggung sambil tertawa, kemudian suara gamelan, suara gamelan berhenti,
dilanjutkan narrator diiringi suara angin)
Narator:
Hidup adalah sebuah pilihan, walaupun pilihan itu sulit,
menepati janji adalah sebuah keharusan. Karena ingkar terhadap janji bukanlah
seorang ksatria. Penghianatan apapun jenisnya tetap bukan sesuatu yang baik. Tetaplah
berpijak pada kebaikan dan kejujuran. Karena itulah yang akan melahirkan
kebahagian. Demikian persembahan legenda Candi Prambanan dari teater Insyaf MTs
Negeri 1 Cilacap.
(Suara gending kemudian seluruh pemain masuk ke panggung,
dan memberi salam sambil menunduk)
TAMAT.
===MTs Negeri 1 Cilacap BISA===
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan beri komentar berupa kritik atau saran yang sifatnya membangun