PJJ ONLINE TAHAP 3
MTs NEGERI 1 CILACAP 2019/2020
SHALAT SUNNAH MUAKAD DAN GHAIRU MUAKAD
Fuad Dihar Asrori, S.Pd.
A.
SHALAT SUNNAH
MUAKAD
Shalat sunnah muakad adalah shalat yang pelaksanaannya sangat
dianjurkan bagi seorang muslim. Rasulullah SAW, sendiri hampir tidak pernah
meninggalkan shalat sunnah muakad ini selama hidupnya.
Macam-macam
shalat sunnah muakad
1.
Shalat Sunnah
Rawatib
a.
Ketentuan
Shalat Sunnah Rawatib
Shalat rawatib adalah shalat sunnah yang menyertai shalat fardhu
baik dikerjakan sebelum shalat fardhu ataupun sesudahnya. Yang sering disebut
shalat qobliyah (sebelum), shalat ba’diyah (sesudah). Rasulullah SAW sangat
menganjurkan melaksanakan shalat sunnah rawatib ini, sesuai hadist nabi :
عَنْ عَبْدِاللهِ بْنِ عُمَرَ رض قَالَ:حَفَظْتُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ
ص م رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الظُّهْرِ
وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ
وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْغَدَاةِ
Artinya:"Dari
Abdullah Bin Umar ra. ia berkata: Saya ingat dari Rasulullah saw dua rakaat
sebelum dzuhur, dua rakaat sesudah dzuhur, dua rakaat sesudah maghrib, dua
rakaat sesudah isya dan dua rakaat sebelum Subuh. (H.R Bukhari dan Muslim).
Sepuluh rakaat shalat sunnah rawatib yang tercantum pada hadits
diatas oleh para ulama digolongkan sebagai shalat sunnah rawatib muakkad (yang
sangat penting). Berikut adalah rinciannya:
1)
Dua rakaat
sebelum Dzuhur
2)
Dua rakaat
sesudah Dzuhur
3)
Dua rakaat
sesudah Maghrib
4)
Dua rakaat
sesudah Isya
5)
Dua rakaat
sebelum Subuh
b.
Keutamaan
Shalat Sunnah Rawatib
1)
Pelengkap bagi
ketidaksempurnaan shalat fardhu yang kita dirikan.
2)
Mendapat rahmat
Allah SWT, sebagaimana sabda Rasululloh SAW.
رَحِمَ اللهُ امْرَاًصَلَّى قَبْلَ الْعَصْرِاَرْبَعً
Artinya: "Dari Ibnu Umar Ra. Dari Nabi Saw beliau bersabda:
Allah akan memberikan rahmat kepada
orang yang mengerjakan shalat sunnah sebelum ashar empat rakaat." (H.R Abu
Daud dan Turmudzi)
3)
Dihindarkan
dari siksa neraka, sesuai dengan hadist Rasululloh SAW, berikut :
مَنْ حَا فَظَ عَلَى اَرْبَعِ رَكَعَاتٍ
قَبْلَ الظُّهْرِ وَاَرْبَعٍ بَعْدَهَا حَرَّمَهُ الله عَلَى النَّارِ
Artinya:
"Dari Ummu Habibah Ra, ia berkata : Rasulullah saw bersabda: siapa yang
memelihara (rajin) mengerjakan shalat empat rakaat sebelum zhuhur dan
empat rakaat sesudahnya maka Allah akan mengharamkannya dari api neraka."
(H.R Abu Daud Dan Turmudzi)
4)
Dikaruniai sebuah gedung di surga Allah SWT.
Seperti dalam hadist :
مَنْ صَلَّى اثْنَتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً
فِى يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِىَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ
Artinya : “Barangsiapa mengerjakan shalat sunnah (rawatib) dalam
sehari-semalam sebanyak 12 rakaat, maka karena sebab amalan tersebut, ia akan
dibangun sebuah rumah di surga.” (H.R Tirmidzi)
2.
Shalat Tahajud
a.
Pengertian
Shalat Tahajud
Shalat tahajud adalah shalat sunnah yang dilaksanakan pada malam
hari setelah shalat isya’, sesudah bangun dari tidur malam itu.
b.
Bilangan Rakaat
Shalat Tahajud
Shalat tahajud dilaksanakan dengan dua rekaat salam. Mengenai jumlah
rakaat maksimum, Rasulullah SAW, tidak memberi batasan dalam menjalankan shalat
tahajud. Terkait shala tahajud, Rasulullah SAW menerangkan sebagai berikut:
أَفْضَلُ الصَّلاَةِ
بَعْدَ صَلاَةِ الْمَفْرُوْضَةِ، صَلاَةُ اللَّيْلِ.
Artinya : “Sholat yang paling utama setelah sholat wajib adalah
sholat malam.” (HR.Muslim)
c.
Waktu Shalat
Tahajud
Shalat sunnah tahajud dapat didirikan pada malam hari setelah
isya’, sesudah bangun dari tidur pada malam itu. Namun, waktu terbaik untuk
mendirikan shalat tahajud adalah pada sepertiga malam, karena pada saat itu
Allah SWT mencurahkan rahmat dan ampunan kepada hambanya di muka bumi.
d.
Keutamaan
Shalat Tahajud
Keutamaan dalam mendirikan shalat tahajud antara lain :
1)
Mendekatkan
diri kepada Allah SWT
2)
Penghapus dan
pencegah dosa
3)
Salah satu
kunci masuk surga.
4)
Doa dikabulkan.
5)
Mendapatkan
kedudukan terpuji dihadapan Allah SWT.
3.
Shalat Tarawih
a.
Pengertian
Shalat Tarawih
Tarawih dalam bahasa Arab adalah bentuk jama’ dari تَرْوِيْحَةٌ yang diartikan sebagai “waktu sesaat untuk istirahat”. Waktu
pelaksanaan shalat sunnah ini adalah selepas isya’, biasanya dilakukan secara
berjama’ah di masjid. Sedangkan secara istilah adalah shalat sunnah malam yang
dikerjakan pada bulan Ramadhan, shalat Tarawih hukumnya sunah muakkad, boleh
dikerjakan sendiri atau berjama’ah, shalat Tarawih dilakukan sesudah shalat
Isya sampai waktu fajar.
Shalat tarawih hukumnya adalah sunnah muakad. Adapun bilangan rakaat
shalat tarawih sebagai berikut :
1)
20 rakaat
menurut mazhab Imam Hanafi, Imam Syafi’I dan Imam Hambali serta Khalifah Umar
bin Khattab.
2)
36 rakaat
menurut mazhab Imam Maliki.
4.
Shalat Witir
Witir artinya ganjil, jadi shalat witir adalah shalat sunnah yang dilakukan
pada malam hari dengan jumlah rakaatnya ganjil, paling sedikit 1 rakaat dan
paling banyak 11 rakaat.
Shalat witir hukumnya sunnah muakad, yang waktunya adalah mulai
setelah waktu isya sampai dengan shalat subuh. Shalat witir tidak disunnahkan
berjamaah, kecuali bersama dengan shalat tarawih pada bulan Ramadhan. Surat
yang disunnahkan dibaca dalam shalat witir 3 rakaat adalah
“sabbih-isma-Rabbika”, Al-Kafirun dan rakaat ketiga Al-Ikhlas dan
Muawwidzatain.
Shalat witir merupakan shalat penutup dari seluruh shalat malam.
Sesuai hadist nabi SAW berikut ini :
اجْعَلُوا آخِرَ صَلاَتِكُمْ بِاللَّيْلِ
وِتْرً
Artinya : “Jadikanlah
penutup shalat malam kalian adalah shalat witir.” (HR. Bukhari no. 998 dan Muslim no. 751)
5.
Shalat Ied
a.
Pengertian
Shalat Sunnah Ied
Shalat
sunnah ied yaitu shaat sunnah yang didirikan umat muslim di pagi hari pada hari
raya Idul Fitri dan Idul Adha sebanyak dua rakaat.
Shalat
ied adalah salah satu dari beberapa shalat sunah yang sangat dianjurkan oleh
Rasululloh SAW. Bahkan, jika seorang wanita sedang haid atau nifas, maka tetap
dianjurkan untuk menghadiri pelaksanaan shalat ini, walaupun tidak
mengerjakannya.
Cermati
hadist Rasulullah SAW. Tentang shalat ied berikut :
“ Rasululloh
SAW. Telah memerintahkan kami pada hari raya Idul Fitrindan Idul Adha, agar
kamu membawa gadis yang masih subur (muda) yang sedang haid dan yang memakai
cadar (tutup) ke tempa shalat hari raya”. (H.R. Bukhari)
b.
Macam-macam
Shalat Ied
Shalat ied atau
shalat hari raya dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1)
Shalat hari
raya idul fitri
Shalat hari
raya idul fitri adalah shalat hari raya yang dikerjakan pada tanggal 1 syawal
pagi hari setelah terbit matahari. Shalat idul fitri selalu berhubungan dengan
bulan ramadhan, zakat fitrah, kemudian diakhiri dengan shalat ied.
2)
Shalat hari
raya idul adha
Shalat hari
raya idul adha adalah shalat yang dikerjakan karena datangnya hari raya idul
adha pada tanggal 10 Dzulhijah. Shalat idul adha juga berhubungan dengan ibadah
haji, qurban pada tanggal 10 dzulhijah, dan hari tasrik sampai dengan tanggal
13 dzulhijah.
c.
Tata Cara
Shalat Idain
Kedua
shalat ied yang dilaksanakan pada pagi hari setelah terbit matahari dan
dilaksanakan sebelum khutbah ied.
Rasulullah
SAW.bersabda:
شَهِدْتُ الْعِيدَ
مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ فَكُلُّهُمْ كَانُوا يُصَلُّونَ قَبْلَ الْخُطْبَةِ
“Aku menghadiri
salat Id bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar, Umar dan
Utsman Radhiyallahu ‘anhum. Semua dari mereka melakukan salat sebelum khutbah”.
(H.R. Ibnu Abbas).
Cara
pelaksanaan dan bacaan shalat ied pada dasarnya sama dengan cara pelaksanaan
shalat yang lain. Hanya saja, ada beberapa hal yang membedakannya, antara lain
:
1)
Setelah
takbiratul ihram, sebelum membaca Al-Fatihah, jamaah membaca takbir sebanyak
tujuh kali diikuti gerakan takbiratul ihram.
2)
Sebelum membaca
Al-Fatihah pada rakaat kedua, jamaah membaca takbir sebanyak lima kali diikuti
gerakan takbiratul ihram.
3)
Pada setiap
sela takbir, jamaah membaca bacaan berikut:
سُبْحَانَ اللَّهِ
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ
4)
Tidak
disunnahkan adzan dan iqamah, imam shalat hendaknya membaca bacaan shalat
dengan jahr (dikeraskan).
5)
Shalat ied
dilaksanakan tanpa panggilan adzan dan iqamah terlebih dahulu.
d.
Sunnah-Sunnah
Hari Raya
Terkhusus
dalam pelaksanaan shalat Ied, Rasulullah SAW. menyunahkan umatnya agar
melakukan beberapa hal berikut ini:
1)
Mandi dan
keramas
2)
Bagi laki-laki
hendaknya memakai wangi-wangian, sedangkan perempuan tidak.
3)
Mengenakan
pakaian terbaik.
4)
Makan pagi atau
sarapan sebelum berangkat shalat Ieduk Fitri, dan sarapan setelah menunaikan
shalat Iedul Adha.
5)
Melewati jalan
yang berbeda saat berangkat dan pulang dari tempat shalat Ied.
6)
Memperbanyak
mengumandangkan takbir.
7)
Dilakukan
hendaknya di tanah lapang.
6.
Shalat Dhuha
a.
Pengertian
shalat dhuha
Shalat
Dhuha adalah shalat sunnah dua rakaat yang dilaksanakan pada waktu dhuha, yakni
sejak matahari terbit setinggi tombak hingga sesaat sebelum waktu dzuhur.
Rasulullah
SAW. hampir tidak pernah meninggalkan shalat sunnah dhuha. Beliau juga
menganjurkan umatnya untuk mengikuti jejak beliau, dengan menyampaikan hadits
berikut:
من صلى الضحى ثنتي
عشرة ركعة بنى الله له قصرا من ذهب في الجنة
Artinya: “Barangsiapa
yang shalat dhuha 12 rakaat, Allah buatkan baginya satu istana di surga.” Namun
hadis ini termasuk hadis dhaif. ( HR. Tirmidzi, Ibn Majah, dan Al-Mundziri
dalam Targhib wat Tarhib).
b.
Bilangan Rakaat Shalat Dhuha
Shalat dhuha dikerjakan sekurang-kurangnya dua
rakaat dan paling banyak dua belas rakaat. Rasulullah SAW bersabda:
أن النبي صلى الله
عليه وسلم صلى سبحة الضحى ثماني ركعات يسلم من كل ركعتين
Artinya: “Bahwa
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melakukan shalat dhuha sebanyak delapan
rakaat, dan dia salam setiap dua rakaat.” (HR. Abu Daud)
c.
Tata Cara Shalat Dhuha
Adapun
tata cara pelaksanaan sholah sunnah dhuha adalah sama seperti pelaksanaan
sholat-sholat sunnah yang lainnya, yaitu dalam dua raka’at satu kali salam.
Dengan cara sebagai berikut:
1)
Niat
أُصَلِّي سُنَّةَ
الضُحَي رَكْعَتَين ِللهِ تَعَاليَ
“USHALLI SUNNATAD DUHA ROK’ATAINI LILLAHI
TA’ALA.”
2)
Bacaan
shalat dhuha
صلوا ركعتي الضحى
بسورتيها :والشمس وضحاها ، و الضحى
Artinya: “Shalatlah dua rakaat dhuha dengan membaca dua
surat dhuha, yaitu surat Was syamsi wadhuhaa haa dan surat Adh dhuha.”
Sedangkan
dalam Nihayatul Muhtaj disebutkan bahwa yang lebih utama membaca surat
Al-Kafirun dan Al-Ikhlas karena surat Al-Ikhlas setara dengan sepertiga Alquran
dan Al-Kafirun setara dengan seperempat Alquran.
3)
Doa Shalat Dhuha
اللَّهُمَّ إنَّ
الضُّحَى ضَحَاؤُك وَالْبَهَا بَهَاؤُك وَالْجَمَالُ جَمَالُك وَالْقُوَّةُ قُوَّتُك
وَالْقُدْرَةُ قُدْرَتُك وَالْعِصْمَةُ عِصْمَتُك
اللَّهُمَّ إنْ كَانَ رِزْقِي فِي
السَّمَاءِ فَأَنْزِلْهُ وَإِنْ كَانَ فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَإِنْ كَانَ مُعْسِرًا
فَيَسِّرْهُ
وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ
وَإِنْ كَانَ بَعِيدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضَحَائِكَ وَبِهَائِك وَجَمَالِك وَقُوَّتِك
وَقُدْرَتِك آتِنِي مَا آتَيْت
عِبَادَك الصَّالِحِينَ
“allahumma innad duha duha’uka wal baha’a bahauka waljamala
jamaluka walquwwata quwwatuka walqudrota qutrotuka wal ishmata ishmatuka.
allahumma inkana rizki fissama’i fa anzilhu wainkana fil ardi fa akhrijhu wa
inkana mu’siran fa yassirhu wa inkana haraman fatahhirhu wainkana baidan
faqarribhu bihaqqi dhuhaika wa baha’ika wa jamalika waquwwatika wa qudratika
atini ma ataita ibadakas salihin.”
B.
SUNNAH GHAIRU
MUAKAD
1.
Shalat Sunnah
Khusuf (Shalat Gerhana)
Gerhana bulan dan matahari adalah salah satu bentuk kebesaran dan
keagungan Allah SWT yang dapat disaksikan oleh manusia. Hanya Allah SWT, Yang
Maha Agung menciptakan dan menggerakan bulan, matahari, bumi dan segala isinya.
Perhatikan firman Allah SWT. dalam QS. Fushilat ayat 37 berikut:
وَ مِنۡ اٰیٰتِہِ الَّیۡلُ وَ النَّہَارُ وَ الشَّمۡسُ وَ الۡقَمَرُ ؕ
لَا تَسۡجُدُوۡا لِلشَّمۡسِ وَ لَا لِلۡقَمَرِ وَ اسۡجُدُوۡا لِلّٰہِ الَّذِیۡ
خَلَقَہُنَّ اِنۡ کُنۡتُمۡ اِیَّاہُ تَعۡبُدُوۡنَ
Artinya : ”janganlah kamu sujud
kepada matahari dan bulan dan sujudlah kepada Allah SWT saja yang menjadikan
keduanya”. (QS. Fushilat: 37)
Tata
cara pelaksanaan shalat khusuf ini sebagai berikut:
a.
Dilaksanakan
dengan berdiri
b.
Membaca
Al-Fatihah dan surat dalam Al-Quran
c.
Rukuk kemudian
berdiri kembali
d.
Membaca
Al-Fatihah kedua dan surat dalam Al-Quran
e.
Sujud sebanyak
dua kali kemudian berdiri lagi untuk rakaat kedua (setiap rakaat dua kali rukuk
dan dua kali sujud).
f.
Salam
g.
Hendaknya
menutup rangkaian shalat khusuf dengan khutbah berisi keagungan Allah SWT.
2.
Shalat Sunnah
Tahiyatul Masjid
Shalat
sunnah tahiyatul masjid adalah shalat sunnah dua rakaat yang dilaksanakan
sebelum duduk di masjid. Shalat sunnah ini dilakukan sebagai wujud penghormatan
seorang muslim pada masjid sebagai rumah Allah SWT.
Mengenai
shalat sunnah ini, Rasululah SAW. telah bersabda:
إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمْ
الْمَسْجِدَ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يَجْلِسَ
Artinya: “Jika salah seorang dari kalian masuk masjid, maka
hendaklah dia shalat dua rakaat sebelum dia duduk.” (HR. Al-Bukhari no. 537
& Muslim no. 714)
3.
Shalat
Istikharah
Shalat
istikharah adalah shalat sunnah dalam rangka meminta petunjuk dan keberkahan
kepada Allah tentang suatu hal agar mendapatkan hasil yang terbaik bagi dirinya
baik di dunia dan akhirat. Shalat ini dapat dilaksanakan kapanpun baik malam
atau siang hari.
4.
Shalat Istisqa
Istisqo
secara bahasa adalah meminta turun hujan. Secara istilah yaitu meminta kepada
Allah SWT agar menurunkan hujan dengan cara tertentu ketika dibutuhkan
hamba-Nya.
Ada
beberapa cara yang dapa dilakukan umat muslim jika menginginkan diturukan hujan
kepada mereka. Sebagai berikut:
a.
Berdoa baik
secara individu ataupun berjamaah.
b.
Memohon kepada
Allah SWT, untuk hal yang sama dalam khutbah jumat.
c.
Melaksaakan
shalat istisqa, sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW berikut:
خرج النبي – صلى
الله عليه وسلم – إلى المصلى فاستقبل القبلة وحول رداءه، وصلى ركعتين
Artinya:
“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam keluar menuju
lapangan. Beliau meminta hujan kepada Allah dengan menghadap kiblat, kemudian
membalikan posisi selendangnya, lalu shalat 2 rakaat” (HR. Bukhari
no.1024, Muslim no.894).
5.
Shalat Sunnah
Rawatib
Bilangan shalat sunnah rawatib ghairu muakad
adalah sebagai berikut:
a.
Dua rakaat
sebelum dzuhur, sehingga menjadi empat rakaat (ditambah dua rakaat shalat
sunnah rawatib muakad).
b.
Dua rakaat
setelah dzuhur, sehingga menjadi empat rakaat (ditambah dua rakaat shalat
sunnah rawatib muakad).
c.
Empat rakaat
sebelum ashar.
d.
Dua rakaat
sebelum maghrib.
e.
Dua rakaat
sebelum isya’.
Setelah membaca materi silahkan memberi komentar di bawah ini, komentar tersebut bisa menjadi bukti bahawa kalian sudah membaca, jika di link yang kalian isi sebagai kehadiran tidak muncul. Terima kasih.
Salam sehat, tetap di rumah dan sayang keluarga kita. Perjuangan mulai di rumah, tetap dirumah, dan selalu di rumah
Setelah membaca materi silahkan memberi komentar di bawah ini, komentar tersebut bisa menjadi bukti bahawa kalian sudah membaca, jika di link yang kalian isi sebagai kehadiran tidak muncul. Terima kasih.
Salam sehat, tetap di rumah dan sayang keluarga kita. Perjuangan mulai di rumah, tetap dirumah, dan selalu di rumah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan beri komentar berupa kritik atau saran yang sifatnya membangun